Topi bambu Tangerang pernah merajai Paris. Ya, topi bambu tangerang pada zaman Hindia Belanda merupakan produk unggulan Tangerang yang sudah diekspor ke Amerika dan Eropa (terutama Perancis) melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Topi bambu produksi Tangerang merajai pasaran karena kualitasnya yang sangat baik. Pada saat itu, topi bambu dianyam oleh penduduk asli dan diperdagangkan oleh orang-orang Tionghoa. Ekspor ke luar negeri sendiri dilakukan oleh pedagang Eropa.
Kejayaan topi Tangerang baru berakhir sekitar tahun 1930 dan hingga kini tak mampu bangkit kembali. Kemunduran tersebut diawali dengan merosotnya ekspor akibat adanya perubahan mode yang diminati pasar dunia dan saingan mode topi dari pengrajin di Amerika Selatan. Selain itu karena adanya krisis ekonomi tahun 1930 dimana menghantam ekspor-impor dunia. Bahkan akibat krisis tersebut perusahaan tenun di Balaraja “gulung tikar” (Ekajati, 2004: 120 dan Brousson, 2007: 72-74).
Berikut tabel ekspor topi bambu Tangerang pada tahun 1913 sampai 1931 untuk melihat nilai ekonomi ekspor topi bambu pada saat itu.
Sumber: Indonesia. Arsip Nasional, 1980 : cxv dalam Ekajati, 2004: 120
Berdasarkan hal tersebut di atas, tidak heran apabila topi bambu Tangerang pernah merajai paris.
Kita bukan akan bernostalgia. Akan tetapi, apabila kerajinan topi bambu dan juga pandan di Tangerang dapat dihidupkan kembali tentu hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Kabupaten Tangerang.
Keterangan: Tulisan ini diolah ulang dari Wikimu
Kejayaan topi Tangerang baru berakhir sekitar tahun 1930 dan hingga kini tak mampu bangkit kembali. Kemunduran tersebut diawali dengan merosotnya ekspor akibat adanya perubahan mode yang diminati pasar dunia dan saingan mode topi dari pengrajin di Amerika Selatan. Selain itu karena adanya krisis ekonomi tahun 1930 dimana menghantam ekspor-impor dunia. Bahkan akibat krisis tersebut perusahaan tenun di Balaraja “gulung tikar” (Ekajati, 2004: 120 dan Brousson, 2007: 72-74).
Berikut tabel ekspor topi bambu Tangerang pada tahun 1913 sampai 1931 untuk melihat nilai ekonomi ekspor topi bambu pada saat itu.
Tahun | Jumlah | Nilai Total | Nilai Tiap Topi |
1913 | 5.495.394 | f 1.328.820 | 26 sen |
1917 | 2.573.033 | f 668.983 | 26 sen |
1922 | 2.826.058 | f 847.817 | 30 sen |
1928 | 4.947.104 | f 2.044.889 | 41 sen |
1929 | 4.436.568 | f 1.009.878 | 23 sen |
1930 | 2.935.745 | f 445.165 | 16 sen |
1931 | 1.163.307 | f 147.529 | 13 sen |
Berdasarkan hal tersebut di atas, tidak heran apabila topi bambu Tangerang pernah merajai paris.
Kita bukan akan bernostalgia. Akan tetapi, apabila kerajinan topi bambu dan juga pandan di Tangerang dapat dihidupkan kembali tentu hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Kabupaten Tangerang.
Keterangan: Tulisan ini diolah ulang dari Wikimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar