Ekonomi Kerakyatan Di Bangun Melalui Wadah Koperasi Sebagai komunitas UMKM Banten Indonesia " KUBI"

Serang 26 Juni 2018 , Pusat Layanan Unit Terpadu Atau PLUT bersama UMKM Banten yang terhimpun melalui Kelas Bisnis yang telah di adakan selama 3 bulan sekitar 250 UMKM sepakat membuat legalitas sebagai kepemilikan usaha dan maju bersama melalui Koperasi  yang tergabung di Koperasi Komunitas UMKM Banten Indonesia dengan harapan agar umkm banten dapat maju mandiri dan menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi ujar kang agus sebagai Ketua Koperasi KUBI setelah di sahkan oleh Rapat anggota Koperasi di Gedung PLUT Ini. kang agus biasa menggunakan topibambu dan memiliki usaha bidang kerajinan bambu dari Kab.Tangerang untuk memajukan produk UMkM melalui koperasi. pada kesempatan ini pembentukan Koperasi di support langsung oleh kepala Bidang kelembagaan dan pengawasan Ibu Yeni Heriyani SPd.MSi berharap agar melalui koperasi dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, di dampingiboleh ibu Dwi Astuti RKB Mandiri, Uniba Banten, PKPH Unma Banten dan Neng wiwin Konsultan PLUT saat pemontongan tumpeng peresmian Dan Launching Koperasi KUBI. Pada kesempatan penentuan Jenis Koperasi dan penentuan Simpanan pokok peserta anggota KuBi pun di berikanbpengetahuan oleh kang Iim Imatullah, S.HI sebagai tim ahli bidang Koperasi di PLUT banten sekaligus pengawas di Koperasi KUBI ini.

Setelah lauching dan pembentukan Pengurus Koperasi dan Makan siang bersama Anggota Koperasi KUBI, key note Speaker  pencerahan di sampaikan oleh Kang Asep Rachmatullah,S.Th.I.MA,C.Ht,CPH  menjelaskan sebagai berikut paparanya.
Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya. Kehadirannya diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya.
Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan  bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat banyak orang mengetahui tentang koperasi meski belum tentu sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar dan konsisten. Sejak kemerdekaan diraih, organisasi koperasi selalu memperoleh tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Di Indonesia, koperasi menjadi salah satu unit ekonomi yang mempunyai peran besar dalam memakmurkan negara ini sejak zaman penjajahan hingga sekarang. Hanya saja di Indonesia perkembangan koperasi tidak sepesat perkembangan koperasi di negara­negara maju. Ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

Gambaran koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak masyarakat Indonesia sehingga menjadi salah satu peng­hambat dalam pengenbangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju dan memiliki daya saing dengan perusahaan perusahaan yang besar.

2.Perkembangan koperasi Indonesia yang berkembang bukan dari kesadaran masyarakat namun berasal dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke masyarakat, berbeda dari negara- negara maju, koperasi berkembang berdasarkan kesadaran masyarakat untuk saling membantu dan mensejahterakan yang merupakan dari tu­juan koperasi. Sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja, berbeda dengan Indonesia, pemerintah bekerja double, yaitu sebagai mendukung dan mensosialisasikan untuk masyarakat ke bawah.
3.Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggotanya sendiri terhadap pengurus.
4.Manajemen koperasi yang belum professional, ini banyak terjadi pada koperasi-koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Keberhasilan usaha koperasi di Indonesia biasanya ber­gantung pada dua hal. Pertama, program pemerintah karena koperasi sering dijadikan “kepanjangan” tangan pemerintah dalam mengatur sendi perekonomian. Kedua, keinginan pemenuhan kebutuhan anggota; jadi koperasi koperasi sering­kali dipakai sebagai alat pemenuhan kebutuhan anggota yang biasanya juga berkaitan dengan program yang telah dicanangkan pemerintah. Misalnya KUD, dalam prakteknya KUD sering kali merupakan institusi yang menyediakan faktor produksi bagi petani yang kuantitas dan kualitas faktor produksinya sangat bergantung pada program pemerintah.
Dari segi kualitas, keberadaan koperasi masih perlu upaya-upaya yang sungguh-sungguh untuk ditingkatkan mengikuti tuntutan ling­kungan dunia usaha yang berubah mengikuti proses globalisasi dan hubungan ekonomi dan perdagangan antar negara (termasuk dengan Indonesia) yang cenderung semakin liberal.
Apakah lembaga yang na­manya koperasi bisa survive atau bisa bersaing di era globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan dunia? Apakah koperasi masih relevan atau masih dibutuhkan masyarakat, khususnya pelaku bisnis dalam era modern sekarang ini? Jawabnya: ya. Buktinya bisa dilihat di banyak negara maju. Di Belanda mi­sal­nya, Rabbo Bank adalah bank milik koperasi, yang pada awal dekade 20-an merupakan bank ketiga terbesar dan konon bank ke 13 terbesar di dunia. Di banyak negara maju, ko­perasi juga sudah menjadi bagian dari sistem perekonomian. Ternyata koperasi bisa bersaing dalam sistem pasar bebas, walaupun menerapkan asas kerja sama dari­pada persaingan.
Di Amerika Serikat, 90% lebih distribusi listrik desa dikuasai oleh koperasi. Di Kanada, koperasi pertanian mendirikan industri pupuk dan pengeboran minyak bumi. Di negara-negara Skandinavia, koperasi menjadi soko guru perekonomian. Esensi globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang sedang berlangsung saat ini dan yang akan semakin pesat di masa depan adalah semakin menghilangnya segala macam hambatan terhadap kegiatan ekonomi antar negara dan perdagangan internasional. Melihat per­kembangan ini, pros­pek koperasi Indonesia ke de­pan sangat tergantung pada dampak dari proses tersebut ter­hadap sektor bersangkutan.
Untuk  menegakkan peran perkoperasian di indonesia masih sangat berat. Jalan panjang harus dilewati oleh pemerintah dan masyarakat untuk melihat koperasi bisa berperan penting dalam perekonomian  nasional. Fenomena nya masyarakat yang  pada saat ini hanya melihat koperasi se­bagai tempat simpan pinjam belaka dan juga ma­sih banyak masyarakat yang masih belum paham betul tentang fungsi ko­perasi yang sebenarnya. Karena fungsinya dideruksi seperti itu, akhirnya koperasi kalah pamor oleh lembaga keuangan lain nya seperti bank dan lembaga keuangan lain­nya. Oleh karena itu kita harus berperan aktif dalam pengembangan koperasi di negeri ini. Salah satu­nya dengan ikut serta dalam koperasi.


Nasi Tumpeng Di buat oleh Angota KUBI Dzikri Catering
Foto bersama peresmian Koperasi KUBI potong Nasi Tumpeng
Ketua Koperasi KUBI bersama Kabid Kelembagaan dan Pengawasan Dinas Koperasi Prov Banten
Rapat Pembentukan Koperasi KUBI dan RAT pertama pembentukan Koperasi
Motivator dan Sharing Usaha oleh Kang Asep Rachmatullah STh.I MA 

Makan bersama dengan nasi Tumpeng

1 komentar:

  1. Kesempatan dapat Uang ... share ya 5.E.E.8.0.A.F.E. F4n5833771n9 ^_^

    BalasHapus

Pages