Mufti Ali, Ph.D : Prestasi komunal masyarakat Tangerang Melalui Industri topi bambu

 

Dalam rangka pembutan e book, kangagush melakukan komunikasi kepada sejarawan Banten yang sudah tak asing lagi kakanda Mufti Ali, Ph.D dalam waktu cukup singkat kakanda memberikan kata penganhat e book yang kami buat, berikut ini sambutan beliau untuk ebook yang akan di launching.

 Daerah Tangerang pada awal abad ke-20 dikenal sebagai daerah yang pertumbuhan penduduknya cepat dikarenakan kemakmuran dari hasil pertanian dan industri kerajinan tangan. Menurut laporan C.J. Hasseman tahun 1905, setiap tahun Tangerang mengekspor topi bambu anyaman antara 5-6 juta lembar keseluruh dunia, dan terutama sekali ke Perancis (Toer, 1967).

Tangerang sejak itu identic dengan topi bambu dan menjadi semakin ajeg ketika topi bamboo resmi dijadikan icon pada logo kabupaten Tangerang pada tahun 1943. Nampaknya hal ini pula yang mendorong Presiden Soeharto pada tahun 1976 untuk menginstruksikan topi bamboo menjadi topi esragam pramuka dan cinderamata untuk tamu dari Luar Negeri. kebijakan topi pramuka berbahan ayaman bambu ini mampu mendongkrak pasar topi bamboo hingga 20.000 kodi pada tahun 1998.Namun industri topi pramuka dari bambu mengalami keterpurukan pasca diterbitkannya Keputusan Kwartis Nasional Gerakan Pramuka no. 174 tahun 2012 tentang perubahan seragam Pramuka. Topi berbahan kain laken/beludru menggantikan topi pramuka dengan anyaman bambu.

Keterpurukan industri topi bambu memantik kesadaran beberapa anggota masyarakat madani (civil society), salah satunya yang paling gigih adalah Komunitas Topi Bambu Tangerang, yang didirikan dan dimotori oleh Bapak Agus Hasanuddin, untuk menghidupkan kembali asa masyarakat terhadap kebangkitan kerajinan topi bambu.

Upaya menghidupkan kembali prestasi komunal masyarakat Tangerang terutama dalam industri topi bambu dengan beragam kegiatan seperti pemberdayaan komunitas dengan ragam kegiatannya yang dimotori oleh maestro topi bambu, Bapak Agus Hasanuddin, patut mendapatkan apresiasi. Beragam kegiatan pemberdayaan dengan maksud pelestarian warisan budaya masyarakat Tangerang dengan mendorong masyarakat untuk melakukan inovasi dengan memproduksi produk-produk baru dan dipasarkan di dunia maya dan membuka gerai-gerai di bandara dan tempat-tempat strategis adalah langkah yang terus diupayakan olek Komunitas Topi Bambu.

Pengakuan masyarakat terhadap ikhtiar Komuitas Topi Bambu yang terefleksi dalam beragam bentuk. Penghargaan sebagai Young Entrepreneur Success Zone Bank BJB 2021, diundang untuk tampil di beberapa stasiun TV adalah buah dari ikhtiar yang konsisten dilakukan Komunitas Topi Bambu Tangerang lebih dari 1 dekade.

Oleh karena itu, penerbitan buku e-book Topi Bambu: Pelestarian Produk Heritage Berbasis Pemberdayaan Komunitas yang memberikan pengetahuan sejarah dan budaya kerajinan topi bambu di Tangerang dan memberikan kiat-kiat agar produk heritage ini dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman dan jaringan usaha kerajinan ini terus menguat adalah sebuah ikhtiar yang patut mendapatkan acungan jempol. Buku ini layak untuk dibaca oleh masyarakat umum, pengambil kebijakan, mahasiswa, pendidik dan tenaga kependidikan yang peduli dengan pelestarian kerajinan tradisional masyarakat Tangerang, dalam bentuk anyaman topi bambu yang telah kesohor ke seluruh dunia.Serang, Banten, 4 Februari 2021, Mufti Ali, Ph.D, Sejarawan Banten.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages